• DeepSeek Batasi Akses Penggunanya Imbas Kapasitas Rendah

    DeepSeek, platform kecerdasan buatan (AI) asal China, telah membatasi akses Application Programming Interface (API) karena masalah kurangnya kapasitas yang menampung kunjungan pengguna yang melonjak.

    Langkah ini diambil karena untuk menghentikan sementara waktu dan menghindari gangguan yang semakin parah. Namun, saldo pengguna tetap tersedia berada di akun mereka tanpa perlu khawatir kehilangan kredit.

    Adapun, ini terjadi akibat melonjaknya jumlah penggunaan yang mengakses layanannya. Sebab, DeepSeek menawarkan kemampuan yang setara ChatGPT namun dengan harga yang lebih rendah hanya US$0,50 atau sekitar Rp8.000.

    Awalnya, DeepSeek sempat hanya mengizinkan akses terhadap pengguna dengan nomor telepon China untuk mendaftar. Tetapi, karena kemunculannya yang ramai diperbincangkan, bahkan sempat membuat saham Silicon Valley berjatuhan.
    DeepSeek Batasi Akses Penggunanya Imbas Kapasitas Rendah DeepSeek, platform kecerdasan buatan (AI) asal China, telah membatasi akses Application Programming Interface (API) karena masalah kurangnya kapasitas yang menampung kunjungan pengguna yang melonjak. Langkah ini diambil karena untuk menghentikan sementara waktu dan menghindari gangguan yang semakin parah. Namun, saldo pengguna tetap tersedia berada di akun mereka tanpa perlu khawatir kehilangan kredit. Adapun, ini terjadi akibat melonjaknya jumlah penggunaan yang mengakses layanannya. Sebab, DeepSeek menawarkan kemampuan yang setara ChatGPT namun dengan harga yang lebih rendah hanya US$0,50 atau sekitar Rp8.000. Awalnya, DeepSeek sempat hanya mengizinkan akses terhadap pengguna dengan nomor telepon China untuk mendaftar. Tetapi, karena kemunculannya yang ramai diperbincangkan, bahkan sempat membuat saham Silicon Valley berjatuhan.
    0 Comments 0 Shares
  • Google Investasikan US$75 Miliar demi AI dan Saingi #DeepSeek

    Alphabet (GOOGL), perusahaan induk Google, merencanakan untuk investasikan dana sebesar US$75 miliar demi pengembangan kecerdasan buatan (AI) tahun ini. Pendanaan ini melebihi ekspektasi Wall Street yang memperkirakan belanja modal tahun 2025 sekitar US$58 miliar.

    Rencana ini guna dapat menyaingi dominasi platform AI asal China DeepSeek yang menawarkan harga murah. Meski begitu, CEO Google Sundar Pichai mengatakan AI Gemini miliknya memiliki efisiensi yang setara dengan pesaingnya tersebut.

    Adapun, dia melihat biaya penggunaan AI semakin turun seiring berjalannya waktu. Ini merupakan momentum perusahaannya untuk berinvestasi dalam sektor tersebut.

    "Biaya penggunaan (AI) sebenarnya akan terus turun dan akan membuat lebih banyak kasus penggunaan layak. Peluangnya sangat besar, dan itulah sebabnya kami berinvestasi untuk memenuhi momen itu," ucap Pichai.

    Sebelumnya, DeepSeek sempat membuat kekacauan pasar saham perusahaan teknologi global yang menyebab Nvidia kehilangan pangsa pasarnya mencapai US$600 miliar.

    Sc : AC
    Google Investasikan US$75 Miliar demi AI dan Saingi #DeepSeek Alphabet (GOOGL), perusahaan induk Google, merencanakan untuk investasikan dana sebesar US$75 miliar demi pengembangan kecerdasan buatan (AI) tahun ini. Pendanaan ini melebihi ekspektasi Wall Street yang memperkirakan belanja modal tahun 2025 sekitar US$58 miliar. Rencana ini guna dapat menyaingi dominasi platform AI asal China DeepSeek yang menawarkan harga murah. Meski begitu, CEO Google Sundar Pichai mengatakan AI Gemini miliknya memiliki efisiensi yang setara dengan pesaingnya tersebut. Adapun, dia melihat biaya penggunaan AI semakin turun seiring berjalannya waktu. Ini merupakan momentum perusahaannya untuk berinvestasi dalam sektor tersebut. "Biaya penggunaan (AI) sebenarnya akan terus turun dan akan membuat lebih banyak kasus penggunaan layak. Peluangnya sangat besar, dan itulah sebabnya kami berinvestasi untuk memenuhi momen itu," ucap Pichai. Sebelumnya, DeepSeek sempat membuat kekacauan pasar saham perusahaan teknologi global yang menyebab Nvidia kehilangan pangsa pasarnya mencapai US$600 miliar. Sc : AC
    0 Comments 0 Shares
  • #deepseek AIOpenModelSource

    Inilah 6 Kelebihan DeepSeek dibandingkan dengan ChatGPT

    https://banyumasraya.com/teknologi/deepseek-model-ai-open-source-baru-tandingi-openai-dengan-biaya-98-lebih-murah-dan-inilah-kelebihannya-dibanding-chatgpt

    Model AI Open-Source Baru Tandingi OpenAI dengan Biaya 98% Lebih Murah

    DeepSeek R1, model AI open-source yang mampu menyaingi atau bahkan melampaui performa model *reasoning* canggih OpenAI o1. Pasalnya, biaya operasionalnya jauh lebih rendah, hanya US$0,14 per juta token dibandingkan OpenAI yang mematok harga US$7,50, menjadikannya 98% lebih hemat.

    Keunggulan DeepSeek R1 terletak pada metode pelatihannya yang unik, yaitu *reinforcement learning* (RL). Dalam metode ini, model dilatih untuk mengenali keputusan baik dan buruk tanpa panduan langsung.

    “Model ini berhasil mengembangkan kemampuan reasoning seperti refleksi diri dan verifikasi secara mandiri,” jelas laporan penelitian tersebut.

    Lebih menarik lagi, DeepSeek R1 dirancang sepenuhnya terbuka dan dapat diakses secara gratis oleh siapa saja melalui lisensi MIT. Hal ini memicu berbagai reaksi dari para pakar, termasuk peneliti utama Nvidia Dr. Jim Fan.

    DeepSeek R1 juga menunjukkan performa luar biasa di berbagai pengujian, seperti mencapai tingkat keberhasilan 79,8% pada benchmark matematika AIME 2024. Dengan demikian, masa depan AI diprediksi semakin kompetitif.
    #deepseek AIOpenModelSource Inilah 6 Kelebihan DeepSeek dibandingkan dengan ChatGPT https://banyumasraya.com/teknologi/deepseek-model-ai-open-source-baru-tandingi-openai-dengan-biaya-98-lebih-murah-dan-inilah-kelebihannya-dibanding-chatgpt Model AI Open-Source Baru Tandingi OpenAI dengan Biaya 98% Lebih Murah DeepSeek R1, model AI open-source yang mampu menyaingi atau bahkan melampaui performa model *reasoning* canggih OpenAI o1. Pasalnya, biaya operasionalnya jauh lebih rendah, hanya US$0,14 per juta token dibandingkan OpenAI yang mematok harga US$7,50, menjadikannya 98% lebih hemat. Keunggulan DeepSeek R1 terletak pada metode pelatihannya yang unik, yaitu *reinforcement learning* (RL). Dalam metode ini, model dilatih untuk mengenali keputusan baik dan buruk tanpa panduan langsung. “Model ini berhasil mengembangkan kemampuan reasoning seperti refleksi diri dan verifikasi secara mandiri,” jelas laporan penelitian tersebut. Lebih menarik lagi, DeepSeek R1 dirancang sepenuhnya terbuka dan dapat diakses secara gratis oleh siapa saja melalui lisensi MIT. Hal ini memicu berbagai reaksi dari para pakar, termasuk peneliti utama Nvidia Dr. Jim Fan. DeepSeek R1 juga menunjukkan performa luar biasa di berbagai pengujian, seperti mencapai tingkat keberhasilan 79,8% pada benchmark matematika AIME 2024. Dengan demikian, masa depan AI diprediksi semakin kompetitif.
    0 Comments 0 Shares