BlackRock: Bitcoin Terlalu Langka, Bahkan Tak Cukup untuk Setiap Jutawan AS BlackRock, perusahaan manajer aset terbesar di dunia, menyoroti tingkat kelangkaan Bitcoin (BTC) yang dapat mempersulit investor untuk memilikinya, bahkan sekelas jutawan di Amerika Serikat sekalipun. Pasalnya, saat ini AS memiliki sekitar 22 juta jutawan, yang berarti jika semuanya menginginkan satu Bitcoin, tentu tidak dapat terpenuhi. Sebab pasokan Bitcoin sangat terbatas, yakni hanya 21 juta keping saja. “Sebagai gambaran, jika setiap jutawan di AS ingin membeli satu Bitcoin, maka jumlah yang tersedia tidak akan cukup,” tulis Analis BlackRock Michael Gates dan Brett Wager dalam sebuah blog, Rabu (26/03). Di sisi lain, BlackRock juga berspekulasi, jumlah BTC yang beredar di market sangat sedikit, yang diperkirakan hanya tersedia 3 juta-4 juta Bitcoin aktif. “Meskipun Bitcoin dapat ditambang hingga tahun 2140, namun jumlah yang benar-benar dapat diakses banyak orang jauh lebih kecil,” tambah analis tersebut. Mereka menambahkan, hakikatnya Bitcoin berbeda dengan emas yang produksinya bisa ditingkatkan untuk memenuhi permintaan. Sementara, Bitcoin tidak memiliki fleksibilitas seperti itu. Sc : AC

Target Ambisius CEO BlackRock: [bitcoin] Bisa Capai US$700 Ribu CEO BlackRock Larry Fink optimis Bitcoin bisa mencapai US$500.000 bahkan US$700.000 dalam beberapa tahun ke depan. Hal ini mencerminkan kepercayaan lebih luas ke Bitcoin untuk mengatasi ketidakstabilan ekonomi. Salah satu alasannya karena Sovereign Wealth Funds milik negara sedang mempertimbangkan untuk mengalokasikan antara 2% hingga 5% dari portofolio mereka ke Bitcoin untuk melindungi aset dari inflasi. Aset yang digadang-gadang sebagai “emas digital” ini dipandang sebagai penyimpan nilai yang dapat melindungi kekayaan dari inflasi dan konflik geopolitik. Fink menyatakan narasi ini dapat semakin mempercepat pengadopsiannya di kalangan investor tradisional. Fink juga mengungkapkan jika adopsi institusional terus berkembang dan strategi alokasi serupa diadopsi secara luas, dinamika pasar dapat mendorong Bitcoin ke harga dan kapitalisasi pasar yang menakjubkan. Para pelaku pasar juga memantau sikap pro-crypto dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump, yang membuat harga signifikan tersebut bisa tercapai. Optimisme tentang lingkungan regulasi ini telah meningkatkan sentimen di kalangan investor, memposisikan Bitcoin sebagai aset utama. Sc : AC

Kinerja [bitcoin] Lebih Unggul dari Emas-S&P 500 dalam 7 Tahun Terakhir Menurut data historis kinerja investasi [bitcoin], emas, dan indeks S&P 500 dalam rentang waktu 1 hingga 7 tahun, menunjukkan pertumbuhan yang berbeda. Walau sama-sama naik, nyatanya Bitcoin jauh lebih tinggi dibandingkan emas dan S&P 500 di semua periode waktu. Bitcoin mencatat kenaikan tertinggi sebesar 2.227% dengan jangka waktu 6 tahun jauh melampaui aset lainnya. Sementara itu, dalam waktu 1 tahun saja, Bitcoin mengalami kenaikan sebesar 38%, sedikit lebih tinggi dibandingkan emas yang naik 36%, sementara S&P 500 hanya naik 13%. Kenaikan signifikan Bitcoin terlihat jelas dalam jangka waktu 2 tahun dengan pertumbuhan 301%, jauh di atas emas 58% dan S&P 500 dengan 44%. Kinerja Bitcoin tetap dominan dalam periode 5 tahun, mencapai 881%, sedangkan emas hanya tumbuh 74% dan S&P 500 mengalami kenaikan 106%. Ini menunjukkan bahwa Bitcoin memiliki potensi keuntungan yang jauh lebih besar dibandingkan dua aset tradisional lainnya dalam jangka panjang. Meskipun Bitcoin menunjukkan hasil yang luar biasa, emas dan S&P 500 menawarkan stabilitas yang lebih konsisten. Dalam 7 tahun, emas dan S&P 500 masing-masing naik 118% dan 113%, menunjukkan pertumbuhan yang stabil dan relatif aman dibandingkan fluktuasi Bitcoin yang lebih ekstrem. Diketahui, data ini mencerminkan bahwa Bitcoin menawarkan potensi keuntungan jauh lebih tinggi dengan risiko yang sebanding, sementara emas dan S&P 500 memberikan pertumbuhan yang lebih stabil.

Adopsi [bitcoin] Global Baru 3%, Setara dengan Internet pada 1990 River, platform analisis Bitcoin, dalam laporan menyatakan hanya 3% adopsi Bitcoin yang terjadi pada tahun ini. Dengan kata lain, adopsinya masih sangat dini, walau harga Bitcoin sudah terbang ke level US$109 ribu. Perhitungan adopsi ini tidak hanya menampilkan harga dan tingkat kepemilikan Bitcoin, namun ada berbagai faktor seperti total valuasi pasar, alokasi institusi, hingga kepemilikan secara global. Sebagai perbandingan, adopsi Bitcoin saat ini bisa dibilang setara dengan adopsi perbankan online yang baru dimulai pada tahun 1996, kemudian adopsi media sosial tahun 2005, dan internet pada 1990. Dengan kata lain, masyarakat saat ini masih banyak yang belum mengadopsi Bitcoin. Terlebih, data yang sama menunjukkan penasihat keuangan berbasis di AS juga baru memiliki Bitcoin setara 0,006% dari portofolionya.

Tak Peduli Harga [bitcoin] Anjlok, Robert Kiyosaki: Justru Harus Borong! Robert Kiyosaki, pengusaha sekaligus penulis buku Rich Dad Poor Dad, menyebut jika terjadi kejatuhan yang sangat dalam pada harga Bitcoin (BTC), ia tidak akan menjual aset digitalnya tersebut. Justru, Kiyosaki akan memanfaatkan momen tersebut untuk membeli lebih banyak lagi. “Jika Bitcoin turun, saya akan bersiap dan memborong lebih banyak,” tulis Kiyosaki dalam unggahan di platform X pada Jumat (21/02). Menurutnya, ketika gelembung ekonomi global benar-benar meledak, Bitcoin akan menjadi aset yang paling cepat pulih dibandingkan instrumen investasi lainnya. Pasalnya, aset seperti saham, surat utang, properti, emas, dan perak, akan anjlok secara serempak dan sulit bangkit. “Saat krisis terjadi, Bitcoin akan bangkit lebih cepat dan mencapai level tertinggi baru,” tambahnya.

Wanita Ini Beli Sushi dengan 10 [bitcoin] , Kini Nilainya Rp15,4 Miliar Kashmir Hill, seorang reporter kantor berita asal Amerika Serikat, membeli sushi dengan 10 Bitcoin senilai US$1.408 pada 2013 lalu. Pada saat itu, Bitcoin masih relatif baru, dan Hill ingin tahu seberapa praktis dan berharganya Bitcoin untuk transaksi sehari-hari. Lantas, ia pergi ke Sake Zone, restoran sushi di San Fransisco, yang menerima pembayaran Bitcoin untuk makan malam bersama penggemar aset tersebut demi mempelajari kepraktisannya. Pemilik Sake Zone Yung Chen menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran karena ia adalah orang yang sangat percaya pada teknologi ini. Ia melihat potensinya sebagai mata uang digital yang revolusioner dan berpikir bahwa Bitcoin dapat menjadi alat pembayaran. Kemudian, Hill terhubung kembali dengan Yung Chen pada tahun 2020. Saat itu, nilai Bitcoin telah melonjak menjadi US$28.000, dan Chen telah mengumpulkan sekitar 41 Bitcoin. Namun, ia telah menjual sebagian asetnya pada 2017 ketika nilainya beberapa ribu dolar. “Saya sudah menjual beberapa. Saya merasa sangat menyesal. Sekarang, saya hanya menyimpannya (Bitcoin). Saya hanya menaruhnya di sana seperti saham dan menunggu,” ujar Chen. Jika berkaca pada keadaan saat ini, maka sushi yang dibeli oleh Hill pada saat itu menggunakan Bitcoin yang saat ini bernilai US$969.290 atau kurang lebih sekitar Rp15,4 miliar.

Meski Capai ATH Baru, Nilai Emas Terus Turun Dibandingkan [bitcoin] Emas saat ini merupakan aset berkapitalisasi pasar terbesar di dunia dengan nilai mencapai US$19 triliun. Terlebih lagi, setelah harganya mencapai titik tertinggi sepanjang waktu atau all-time high (ATH) senilai US$2.940. Meski begitu, menurut data Inflation Chart, nilai emas terus merosot jika disandingkan dengan Bitcoin (BTC), crypto berkapitasasi pasar terbesar di dunia, yang acap kali disebut ‘emas digital’. Pasalnya, pada 2010 lalu, saat Bitcoin masih seharga US$0,010, nilai emas jauh lebih tinggi 12.500 kali lipat dengan harga US$1.200. Tak butuh waktu lama, Bitcoin dapat melesat dan mengejar ketertinggalan, di mana 93 BTC saat itu setara dengan emas seharga US$1.500. Bahkan di 2018, keduanya sudah tidak lagi sebanding, sebab Bitcoin sudah menyentuh harga US$14.100, sementara emas malah turun di US$1.300. Tak hanya emas, tren peningkatan yang signifikan oleh Bitcoin mampu mengkerdilkan nilai investasi lain seperti Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite. Terlebih lagi, saat artikel ini ditulis Bitcoin sudah berada di harga US$97.500.

21 Aturan [bitcoin] Michael Saylor yang Penting Diketahui Investor Executive Chairman Strategy Michael Saylor mengutarakan visi Bitcoin sebagai uang sempurna pertama di dunia. Ia memposisikan Bitcoin sebagai kekuatan ekonomi yang disruptif dan menjadi gerbang era baru finansial. Menurut Saylor, orang-orang yang paham terhadap Bitcoin selalu memilih untuk berinvestasi aset tersebut. Di sisi lain, mereka yang tidak memahami crypto cenderung mengkritiknya. Dikotomi ini menekankan pergeseran paradigma mendasar di mana perspektif tradisional tentang uang dan nilai ditantang. Untuk itu, ia memperkenalkan sebuah konsep berjudul "21 Aturan Bitcoin”, membingkainya sebagai prinsip-prinsip panduan untuk memahami dan merangkul Bitcoin. Meski begitu, ia mengklaim bahwa aturan tersebut bersifat subjektif dari aturan-aturan berikut. 1. Mereka yang paham membeli Bitcoin. 2. Mereka yang tidak paham, mengkritik Bitcoin. 3. Semua orang menentang Bitcoin sebelum mereka mendukungnya. 4. Anda tidak akan pernah selesai belajar tentang Bitcoin. 5. Bitcoin didukung oleh kekacauan. 6. Bitcoin adalah satu-satunya permainan di kasino yang kita semua bisa menangkan. 7. Bitcoin adalah satu-satunya hal di alam semesta yang benar-benar dapat Anda miliki. 8. Semua orang mendapatkan Bitcoin dengan harga yang pantas. 9. Beli Bitcoin hanya dengan uang yang sanggup Anda tanggung jika hilang. 10. Tiket untuk keluar dari matriks dihargai dalam Bitcoin. 11. Wawasan Bitcoin terbatas pada mereka yang membutuhkan. 12. Semua model Anda akan hancur. 13. Obat untuk penyakit ekonomi adalah Bitcoin. 14. Dukung Bitcoin, jangan lawan Fiat. 15. Bitcoin untuk semua orang. 16. Belajarlah berpikir dalam Bitcoin. 17. Anda tidak mengubah Bitcoin, Bitcoin mengubah Anda. 18. Sikap bullish melindungi Anda dari kebohongan yang tak ada habisnya. 19. Hargai Bitcoin, atau Bitcoin akan membodohi Anda. 20. Anda tidak menjual Bitcoin Anda. 21. Sebarkan Bitcoin dengan cinta.

[Bitcoin] bisa tembus 4 milyar di tahun 2025, ini alasannya 👇

Narasi 1 [bitcoin] Bernilai 20 Miliar